Minggu, 04 Juli 2010

makalah

TUGAS MANDIRI
“SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN”

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH
SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN


DISUSUN OLEH:
SITI AIDA
1291.07.00049

PRODI :S-1 PGMI B
SEMESTER :VI (ENAM)
DOSEN PENGAMPU :Drs. ALFIAN, M. A.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2010
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu tinjauan sosiologis berarti sorotan yang didasarkan pada hubungan antar manusia, hubungan antar kelompok serta hubungan antar manusia dengan kelompok , didalam proses kehidupan bermasyarakat. Didalam pola hubungan-hubungan tersebut yang lazim disebut interaksi sosial, anak dan remaja merupakan salah satu pihak, disamping adanya pihak-pihak lainnya. Pihak-pihak tersebut saling memengaruhi, terbentuklah kepribadian-kepribadian tertentu sebagai akibatnya.
Proses saling memengaruhi melibatkan unsur-unsur yang baik benar, serta unsur-unsur lain yang dianggap salah dan buruk. Unsur-unsur lain yang berpengaruh biasanya tergantung pada mentalitas pihak yang menerima. Artinya, sampai sejauh manakah pihak penerima mampu menyaring unsur-unsur lain yang diterimanya melalui proses pengaruh-mempengaruhi.
Didalam proses interaksi yang melibatkan anak dan remaja, terjadi proses sosialisasi. Sosialisasi tersebut merupakan suatu kegiatan yang bertujuan agar pihak yang dididik atau diajak, kemudian mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dan dianut oleh masyarakat. Tujuan pokok adanya sosialisasi tersebut bukanlah semata-mata agar kaidah-kaidah dan nilai-nilai diketahui serta dimengerti. Tujuan akhir adalah agar manusia bersikap dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku serta agar yang bersangkutan menghargainya.
Didalam proses sosialisasi khususnya yang tertuju pada anak dan remaja, terdapat berbagai pihak yang mungkin berperan. Pihak-pihak tersebut dapat disebut sebagai lingkungan-lingkungan sosial tertentu dan pribadi-pribadi tertentu. Tinjauan sosiologis lebih memusatkan perhatian pada lingkungan ini tanpa mengabaikan peranan pribadi-pribadi yang tidak mustahil mempunyai pengaruh yang lebih besar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian sosiologi dan antropologi pendidikan?
2. Apa saja ruang lingkup sosiologi dan antropologi pendidikan?
3. Bagaimana tujuan sosiologi dan antropologi pendidikan?
4. Hubungan antara sosiologi dengan antropologi?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian sosiologi dan antropologi pendidikan.
2. Mengetahui ruang lingkup sosiologi dan antropologi pendidikan.
3. Mengetahui tujuan sosiologi dan antropologi pendidikan
4. Mengetahui Hubungan antara sosiologi dengan antropologi.













BAB II
ISI
A. SOSIOLOGI
Sosiologi termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial (social science). Sosiologi juga disebut ilmu kemasyarakatan, dan termasuk ilmu yang masih muda usianya. Sosiologi sebagai ilmu, baru muncul pada abad ke-19, dipopulerkan oleh seorang filosof prancis yang bernama Auguste Comte (1798-1853). Didalam bukunya Course de Philosophie positive, ia menerangkan bahwa pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat harus melalui urutan-urutan tertentu, yang kemudian akan sampai pada tahap terakhir, yaitu tahap ilmiah. Karena jasanya, Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi karena ia pertama kali memakai istilah sosiologi. Ia mengkaji sosiologi secara sistematis, sehingga sosiologi terlepas dari lilmu filsafat dan berdiri sejak abad ke-19.[1]
1. Pengertian sosiologi dan Sosiologi Pendidikan
Istilah “sosiologi” merupakan gabungan dari dua kata “socius” dari bahasa latin berarti: teman atau kawan, dan “logos” dari bahasa yunani berarti: kata atau berbicara. Secara umum sosiologi dipahami sebagai kumpulan gagasan perihal kehidupan antar manusia (a body of thought about man’s inter-human life).
Beberapa sarjana memberikan definisi-definisi tentang sosiologi adalah sebagai berikut:
a. Pitirim Sorokin, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari , yaitu:
1) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan lain sebagainya.)
2) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non-sosial.
3) Ciri umum dari semua jenis gejala-gejala sosial.
b. Menurut Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok-kelompoknya.
c. Menurut William f.ogburn dan meyer f.nimkoff, Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
d. Menurut J. A. A. Van Doorn dan C. J. Lammers, Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur–struktur dan proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
e. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
Dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar yang ditulis oleh Soerjono Soekanto, mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu sosial yang murni, abstrak, rasional, dan empiris, bersifat umum, serta berusaha mencari pengertian umum.[2]
Sedangkan pengertian sosiologi pendidikan Menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. F. G. Robbins, Sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang mengkaji strukutur dan dinamika proses pendidikan.
b. H. P. Fairchild dalam bukunya “Dictionary of sociology” dikatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang di terapkan untuk memecahkan masalah pendidikan yang fundamental.
C. Charles A.Ellwood, Sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari atau menuju untuk melahirkan maksud hubungan semua pokok-pokok masalah antara proses pendidikan dan proses sosial.
d. Prof. Drs. Nasution M. A., Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu untuk lebih baik.
Dari definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan baik struktur, dinamika, masalah masalah pendidikan atau aspek-aspek lainya secara mendalam melalui analisis atau pendekatan sosiologis.

2. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi
Ruang lingkup sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya Karena mencakup semua interaksi yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok dalam lingkungan masyarakat.
Sosiologi mengkaji beberapa hal, diantaranya:[3]
1) Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam.
2) Masalah kewenangan, yaitu pihak-pihak yang membuat kebijakan berkaitan dengan apa yang dialami warganya.
3) Persoalan sejarah, yaitu dengan catatan kronologis, misalnya usaha dan kegiatan manusia beserta prestasinya yang berdokumentasikan. Sosiologi mempersatukan data yang beragam dari beberapa ilmu pengetahuan lain sebagai dasar pengetauan.
Dengan demikian, sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian-kejadian sejarah, sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta urutan tentang proses kelangsungan hidup kelompok-kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu kelembagaan dapat dipelajari sehubungan dengan penyingkapan faktor-faktor, prinsip-prinsip, dan keanekaragaman hubungan yang meliputi kejadian dan riwayat lembaga tersebut.

3. Tujuan Sosiologi Pendidikan
Menurut George S. Herrington mengemukakan lima tujuan sosiologi pendidikan, yaitu:
1) Untuk memahami peraturan tentang penelitian dalam masyarakat dan sekolah sebagai instrument dan faktor sosial atau kemajuan sosial yang mempengaruhi sekolah.
2) Untuk memahami ideologi yang demokratis kultur kita dan kecenderungan sosial dan ekonomi dalam hubungan dengan kedua agen pendidikan informal dan formal.
3) Untuk memahami kekuatan sosial efek mereka atas individu.
4) Kurikulum masyarakat.
5) Untuk menggunakan teknik penelitian dan pemikiran kritis untuk mencapai tujuan.
6) Pokok-pokok penelitian sosiologi penelitian.

B. ANTROPOLOGI
Disiplin antropologi, sebagaimana yang kita kenal adalah produk peradaban Barat yang relatif baru. Di Amerika Serikat misalnya, kuliah antropologi umum yang diberi kredit di College Universitas, diberi di Universitas Vermont, namun baru pada tahun 1886.[4]
Seiring dengan publikasi karya-karya teoritis Auguste Comte, pada tahun 1830, berpengaruh sosiologi semakin besar dalam perkembangan antropologi. Dalam waktu singkat, antropologi mulai dipengaruhi teori-teori Darwin serta teori evolusi biologis. Begitu pula metodologi dan teori perbandingan hokum perlahan menerapkan pengaruhnya dalam kajian antropologi. Lebih jauh, melalui karya-karya Lewis H. Morgan dan Edward B. Taylor antropologi berkembang seperti sekarang ini.[5]
1. Pengertian Antropologi dan Antropologi Pendidikan
Antropologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata ”antrophos” berarti manusia, dan “logos” berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi memiliki dua sisi holistic dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbanding/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan manjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang sering kali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal.[6]

Definisi antropologi menurut para ahli yaitu:[7]
Wiliam A. Haviland, Antropologi adalah studi tentang manusia, berusahah menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusi adan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
David Hunter, Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
Koentjaraningrat, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu ssebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
Secara umum Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dan untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
Sedangkan Antropologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis berdasarkan konsep-konsep dan pendekatan Antropologi.


2. Ruang Lingkup Antropologi
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.[8] Sedangkan yang menjadi objek kajian antropologi adalah kebudayaan.[9]

3. Tujuan Antropologi Pendidikan
Adapun tujuan antropologi pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1) Untuk membangun masyarakat desa.
2) Untuk memahami budaya masyarakat
3) Untuk mengarahkan pola atau cara berfikir yang lebih baik.
4) Untuk mengatasi kendala keberadaan guru yang hidup didesa.
5) Untuk memberikan arah terhadap keterbukaan dalam media massa.

C. Hubungan Antara Sosiologi dan Antropologi
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat, dan masyarakat selalu berkebudayaan Masyarakat dan kebudayaan tidak sama, tetapi berhubungan erat. Masyarakat menjadi kajian pokok sosiologi, dan kebudayaan menjadi kajian pokok antropologi.[10]
Hal ini disebabkan hubungan erat antara kebudayaan dan masyarakat. Semut dan lebah bermasyarrakat, tetapi tidak berkebudayaan. Sehingga dapt sitarik kesimpulan bahwa masyarakat lebih mendasar dan merupakan tanah dimana kebudayaan itu tumbuh. Kebudayaan selalu berbentuk atau bercorak sesuai dengan masyarakatnya.
Menurut Ralph Linton, kata masyarakat menunjuk pada segolongan manusia yang pandai dan bekerja sama, sedangkan kata kebudayaan menunjuk pada cara hidup yang khas dari golongan manusia tersebut. Dengan kata lain, masyarakat merupakan fungsi-fungsi yang asasi dalam hubungan manusia, sedangkan kebudayaan adalah cara fungsi itu dilaksanakan. Masyarakat berhubungan dengan susunan dan proses hubungan antar manusia dan golongan, kebudayaan berhubungan dengan isi corak dengan hubungan yang ada. Karena itu, keduanya baik masyarakat dan kebudayaan penting bagi sosiologi dan antropologi. Hanya saja, penekanan antara keduanya berbeda.
Kedua spesialisasi ini sering digabungkan menjadi satuan bagian. Adapun bidang yang menjadi bahan kajian meliputi hal-hal berikut:[11]
1) Sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai makhluk biologis.
2) Sejarah terjadinya berbagai bahasa manusia diseluruh dunia dan penyebarannya.
3) Masalah terjadinya persebaran dan perkembangan berbagai kehidupan diseluruh dunia.
4) Masalah dasar kebudayaan dalam kehidupan manusia dari suku-suku bangsa yang tersebar dimuka bumi sampai sekarang.
Sedangkan Kluckhohn juga menjelaskan perbedaan antara antropologi dan sosiologi yang merupakan disiplin ilmu yang sama-sama banyak menguraikan berbagai dimensi dalam kehidupan manusia. Ia menjelaskan bahwa para sosiolog dan antropolog melihat manusia secara berbeda.dengan lingkungannya. Sedangkan antropolog memandang bahwa manusia itu figur yang hidup ada pada lingkungan, serta figur yang cenderung melawan lingkungan, ia selalu berada dalam lingkungan sebagai variabel abadi, bisa diprediksi hanya dalam batas manusia itu sendiri, mudah diketahui hanya dalam sebuah seri virtual tanpa batas. Sementara itu, sosiolog lebih menilai manusia secara objektif, tidak melibatkan perasaan dan reaksinya. Antropologi budaya seringkali memusatkan perhatian untuk memahami manusia melalui perasaan dan reaksinya, manusia sebagai lazimnya manusia, bukan sebagai subjek.[12]
Adapun persamaan antara sosiologi dan antropologi yaitu, sama-sama bertujuan untuk mencapai pengertian tentang azas-azas hidup masyarakat dan manusia pada umumnya.
Sedangkan perbedaannya yaitu sebagai berikut:[13]
1) Asal mula dan sejarah perkembangannya berbeda.
2) Perbedaan pengkhususan pokok dan bahan penelitian.
3) Metode dan masalah yang khusus.
4) Ilmu antropologi sosial sebagai himpunan bahan keterangan tentang masyarakat dan kebudayaan penduduk pribumi diluar Eropa untuk menjadi ilmu khusus, karena kebutuhan orang eropa untuk mendapat pengertian tentang tingkat-tingkat permulaan dalam perkembangan sejarah masyarakat dan kebudayaannya sendiri. Sebaliknya ilmu sosiologi mulai sebagai suatu filsafat menjadi ilmu khusus karena krisis masyarakat di Eropa memerlukan pengetahuan lebih mendalam mengenai azas-azas masyarakat dan kebudayaan sendiri.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah “sosiologi” merupakan gabungan dari dua kata “socius” dari bahasa latin berarti: teman atau kawan, dan “logos “ dari bahasa yunani berarti: kata atau berbicara. Secara umum sosiologi dipahami sebagai kumpulan gagasan perihal kehidupan antar manusia (a body of thought about man’s inter-human life).
Adapun dapat di simpulkan bahwa Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan baik struktur, dinamika, masalah masalah pendidikan atau aspek-aspek lainya secara mendalam melalui analisis atau pendekatan sosiologis.
Secara umum Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dan untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
Sedangkan Antropologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis berdasarkan konsep-konsep dan pendekatan Antropologi.
Ruang lingkup sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya Karena mencakup semua interaksi yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok dalam lingkungan masyarakat. Sedangkan yang menjadi objek kajian antropologi adalah kebudayaan.[14]
Adapun persamaan antara sosiologi dan antropologi yaitu, sama-sama bertujuan untuk mencapai pengertian tentang azas-azas hidup masyarakat dan manusia pada umumnya.
Sedangkan perbedaannya yaitu sebagai berikut:[15]
5) Asal mula dan sejarah perkembangannya berbeda.
6) Perbedaan pengkhususan pokok dan bahan penelitian.
7) Metode dan masalah yang khusus.
8) Ilmu antropologi sosial sebagai himpunan bahan keterangan tentang masyarakat dan kebudayaan penduduk pribumi diluar Eropa untuk menjadi ilmu khusus, karena kebutuhan orang eropa untuk mendapat pengertian tentang tingkat-tingkat permulaan dalam perkembangan sejarah masyarakat dan kebudayaannya sendiri. Sebaliknya ilmu sosiologi mulai sebagai suatu filsafat menjadi ilmu khusus karena krisis masyarakat di Eropa memerlukan pengetahuan lebih mendalam mengenai azas-azas masyarakat dan kebudayaan sendiri.

B. S­aran
1. Sebaiknya kita sebagai calon guru dapat memahami pengertian, ruang lingkup, dan tujuan sosiologi pendidikan dan antropologi pendidikan di atas .
2. Sebaiknya kita dapat mengambil pelajaran dalam pengembangan ilmu pengetahuan sosiologi dan antropologi pendidikan.




DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.co.id/wikipedia.org/wiki/Antropologi.Indonesia. tgl akses:11 Mei 2010
http://www.google.co.id/m?hl=id&oe=UTF8&q=apa+persamaan+dan+perbedaan+antara+antropologi&site=universal&source=wax, tgl akses 11 Mei 2010
http://www.google.co.id/qwt/x?source=m&u=http%3A%2F%haryono10182.wordpress.com?200901?28?pengantar-antropologi/&wsi, tgl akses 11 Mei 2010
http://www.google.co.id/qwt/x?source=m&u=http%3A%2F%haryono10182.wordpress.com?200901?28?pengantar-antropologi/&wsi, tgl akses 11 Mei 2010
Siti Waridah Q. dan J. Sukardi-Isdiyono. (2004). Sosiologi kelas 1 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara
Soerjono Soekanto. (2002). Mengenal 7 Tokoh Sosiologi. Jakarta: Raja Grapindo Persada.
William A. Haviland diterjemahkan R. G. Soekajido. (1985). Antopologi. Surakarta: Gelora Aksara Pratama.
Wardi Bachtiar. (2006). Sosiologi Klasik. Bandung: Remaja Rosdakarya.




[1] Siti Waridah Q dan J. Sukardi- Isdiyono, Sosiologi kelas I SMA/MA, Bumi Aksara, Jakarta, 2004, hal. 2
[2] Ibid, hal. 3-4
[3] Ibid, hal. 15-16
[4] William A. Haviland diterjemahkan oleh R. G. Seokadijo, Antropologi, Erlangga, Jakarta, 1988, hal. 9
[5] Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, hal. 22
[6] http://www.google.co.id/wikipedia.org/wiki/Antropologi.Indonesia. tgl akses:11 Mei 2010
[7] Ibid
[8] wiliiillam A. Haviland, Op. Cit., hal. 7
[9] Siti Waridah Q dan J. Sukardi- Isdiyono, Op. Cit., hal. 18
[10] Ibid., hal. 18-19
[11] Siti Waridah Q dan J. Sukardi- Isdiyono, Op. Cit., hal. 19

[12]http://www.google.co.id/m?hl=id&oe=UTF8&q=apa+persamaan+dan+perbedaan+antara+antropologi&site=universal&source=wax, tgl akses 11 Mei 2010
[13]http://www.google.co.id/qwt/x?source=m&u=http%3A%2F%haryono10182.wordpress.com?200901?28?pengantar-antropologi/&wsi, tgl akses 11 Mei 2010
[14] Siti Waridah Q dan J. Sukardi- Isdiyono, Op. Cit., hal. 18
[15]http://www.google.co.id/qwt/x?source=m&u=http%3A%2F%haryono10182.wordpress.com?200901?28?pengantar-antropologi/&wsi, tgl akses 11 Mei 2010